Hanya Teman

Kita dua orang rumit. Kita memilih menjalani hubungan yang sulit. Namun itu tidak masalah bagiku. Sedangkan kau juga merasa begitu. Kita tidak memiliki status yang jelas. Kita hanya ditautkan rasa nyaman. Aku senang saat kau mampu membuat aku tertawa. Dan aku selalu rindu caramu saat kita beberapa hari tidak bertemu. Pernah suatu kali, aku bertanya kepadamu perihal apa tujuan kita. Kau menjawab dengan santai. Bahkan seolah tidak ada masalah sama sekali. “Kita jalani saja. Kalau kita bahagia, kenapa harus memikirkan hal yang aneh-aneh?” Aku berusaha menerima teorimu. Aku pikir, benar juga, kalau kita bahagia kenapa harus memikirkan hal yang lain. Ucapan teman-temanku saja yang kadang masih terngiang di telingaku. Tapi ya sudahlah, kalau memang kita saling nyaman. Toh, buat apa mendengarkan orang lain yang hanya bisa komentar? Yang menjalani, kan, kita. Aku mengabaikan apa saja pendapat orang lain. Sudahlah. Memang tak ada gunanya terlalu memusingkan pandanga...